Tuesday, December 13, 2011

Peluang Bisnis 100% Gratis BEBAS RESIKO Kerjanya Mudah

Hai bro semua, :)
Udah pada tahu dong kalau sekarang ada banyak sekali cara untuk bisa mencari uang melalui internet. Ada yang berbayar, ada yang gratis. Kalau saya, tentu lebih suka yang gratisan, hehe :D
Terkait dengan hal itu,.. Nah... Barusan saya browsing dan menemukan sebuah situs bisnis yang menarik. Namanya gajigratis.Com.
Kenapa menarik? Alasannya adalah karena untuk join (bergabung) di situs tersebut biayanya Rp 0 saja, alias gratis.
Eits, tapi walaupun gratis, ini bukan berarti bahwa hasilnya juga "gratis". Bahkan hasilnya hasil yang "mahal" karena situs itu memberikan bayaran hingga Rp. 277.777.778.500,- untuk member-membernya wow hasil yang fantastis bro.
Cara kerjanya cukup mudah, kita hanya diperintahkan untuk menawarkan orang lain datang ke URL tertentu. Setiap kali orang lain bergabung dengan situs yang dituju, kita akan mendapat bayaran Komisi Jaringan Rp 25 hingga 10 level Komisi Sponsor Rp. 100,- hingga 10 level Semakin banyak kita menyebar URL-nya, semakin banyak juga komisi yang kita dapat.
Penasaran kan? Ingin join kan? Ingin tahu gimana cara kerjanya?
Ok, silakan langsung join di ==> http://gajigratis.com/?ref=edibwn
BTW, di dalam member areanya ada banyak tawaran bonus ebook gratis lho... bakal rugi kalau enggak join & gak ngikutin penawaran bonus-bonusnya, :)
Masih belum join? Ya ampuun... ^_^"
Langsung join di sini! ==> Bisnis 100% Tanpa Modal
Ok thx ya bro smua di tunggu join nya

Monday, November 21, 2011

Panganten Main Ana Hasip, Tellok

Panganten Main, Yuliana bintin Hasip dengan Abdul Halik, Tellok, 21 Nopember 2011.

Para pengantar pengantin

Ana dan Halik bersanding bagai raja dan ratu.



Suasana tabur uang.

Sunday, November 20, 2011

Akad nikah Yuliana binti Hasip, Tellok

Masyarakat Tellok bergotong royong mendirikan tenda untuk acara resepsi pernikahan Yuliana binti Hasip, Jum'at, 18 Nopember 2011

Kedua calon mempelai duduk beriringan di hadapan Penghulu, Sabtu, 19 Nopember 2011.

Penandatanganan buku nikah oleh mempelai setelah acara ijab kabul oleh wali nikah, Bapak Moh. Ali Masyhar, S.Ag, putra KHR. Abdurrahman, sesepuh pulau Bawean yang telah meninggal beberapa bulan yang lalu.

Kedua mempelai menunjukkan buku nikah kepada hadirin.

Berpose setelah akad nikah.

Sebelah kiri Bapak mertua saya, Abd. Karim, berdampingan dengan wali nikah Yuliana.

Kak Sinwan, paman dari Yuliana, yang juga menghadiri acara akad nikah mereka berdua.

Tuesday, November 15, 2011

Selamat jalan, Jamari!

Kemarin, Senin, 14 Nopember 2011, keponakanku, Jamari, telah mangkat menghadap Yang Maha Kuasa. Kepergiannya terasa sangat cepat, meninggal dalam usia yang masih muda belia. Dia meninggal setelah 2 hari 3 malam di rawat di Puskesmas Sangkapura Gresik. Tiada yang menyangka, pagi itu, berjalan begitu saja, hingga akhirnya, menjelang sang mentari pagi, Jamari memuntahkan darah segar dari mulut, hingga akhirnya dia pun mangkat menghadap ke haribaan Ilahi. 
Keluarga pun terkejut, tatkala tahu bahwa pagi itu kejadian itu terjadi. Ibuku yang waktu itu baru pulang dari Puskesmas mendadak kedatangan seorang pemuda yang menjemput harus kembali ke Puskesmas, padahal waktu kedatangan ibu dari puskesmas tidak berselang lama. Akhirnya, kami pun segera bergegas menuju puskesmas, ternyata sesampainya di sana, Jamari sudah diangkut ambulans ke rumah keluarganya di Malinjo desa Suwari.
Aku dan istriku yang sedang hamil 7 bulan pun segera menyusul ke Suwari dengan berkendara hati-hati. Tak ayal lagi, sesampainya di sana, keluarga pun telah mengerumuni jenazah Jamari yang telah diam membisu. Setelah menunggu sekian lama, aku pun diminta pihak keluarga untuk ikut memandikan jenazah Jamari. Aku pun mendapat bagian anggota tubuh yang di bawah, Kak Sinwan bagian anggota tubuh atas, dan salah satu keluarga dari pihak istri Jamari di anggota bagian tengah.
Setelah dimandikan, jenazah pun dibungkus dengan kain kafan. Proses pengkafanan berjalan haru disertai isak tangis oleh sebagian besar yang hadir pada waktu itu. Ku manfaatkan momen itu dengan mandi, setelah tadi pakaianku basah selama memandikan jenazah Jamari. Setelah mandi, aku pun duduk-duduk dengan para penta'ziyah laki-laki seraya bercengkerama dengan mereka.
Tak lama aku bercengkerama, aku putuskan untuk membaca tahlil di samping tubuh Jamari yang telah kaku. Di situ aku tak kuasa menahan air mataku. Sedih dan pilu. Ah. begini rasanya ditinggal oleh keluarga dekat. Sepeninggal bapakku, Jamarilah dari pihak keluarga yang menyusul ke alam akhirat.
Lama aku terpekur di samping jenazah sambil ku bacakan sholawat untuk kuhadiahkan pahalanya kepada ruhnya. Aku tak tahu, berapa lama aku di samping jenazah Jamari, hingga akhirnya  pengusung jenazah pun datang ke rumah duka sebagai pertanda siap mengantarkannya ke peristirahatan terakhirnya. Akhirnya, tidak dalam tempo yang lama, jenazah Jamari pun di sholatkan. Setelah ditutup dengan kiriman doa fatihah, berangkatlah para penta'ziyah menujun liang lahat tempat Jamari disemayamkan. Bila ku ingat, aduh medannya, naik turun, maklumlah daerah Malinju adalah daerah perbukitan.
Sesampaikan di liang lahat, aku pun ikut turun, dan membantu dari dalam liang, aku buka tutup kepalanya, lalu aku miringkan pipi kirinya  menyentuh tanah, setelah itu, ku adzankan. Selesai adzan, kuburan pun kembali ditutup dengan tanah, lalu ditalqinkan. Prosesi pemakaman ditutup dengan mendung. Aku sempatkan untuk mendokumentasikan kubur dari Jamari dengan menggunakan kamera hp ku. Akhirnya orang-orang pun kembali ke rumah duka, dan melaksanakan doa bersama. SELAMAT JALAN, JAMARI, MUDAH-MUDAHAN KITA DIPERTEMUKAN DI SURGANYA ALLAH KELAK DI AKHIRAT NANTI.

Sunday, November 13, 2011

Tujuh Bulanan Kandungan Istriku

Kamis, malam Jum'at, 10 Nopember 2011, sejarah baru dalam kehidupanku. Anakku yang kedua yang masih dalam kandungan istriku, ku rayakan dengan melaksanakan walimatul hamli, selamatan tujuh bulanan, sebuah tradisi agamis warga nahdliyyin. Acara dimulai dengan pembacaan manaqib oleh K. Hamzah tokoh agama di daerah kami. Pelaksanaan acara berjalan lancar dan khidmat. Setelah beberapa hari diguyur hujan dan listrik yang sering padam, namun selama proses walimah hal itu tidak terjadi. Hadirin yang kami undang sejumlah 55 orang tidak berjejal dan berdesak-desakan, malah di luar pagar hanya beberapa orang yang duduk di atas kursi. Hal ini di luar dugaan, karena kami menduga, terundang akan berdesak-desakan karena areal lingkungan sekitar rumah kami yang sangat terbatas. 
Acara pun berjalan khidmat. Untaian kalimat manaqib dan do'a yang dibaca oleh sang Imam terasa menyentuh ke dalam sukma. Tanpa terasa, air mataku pun menetes tatkala Imam membaca do'a, terkenang dalam pikiranku, mudah-mudahan Allah mengaruniai kami putra atau putri yang sholih atau sholihah. Dan semoga barokah dari pembacaan manaqib dari Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani menaburkan keberkahan dalam kandungan anakku. 
Manaqib yang dibacakan sang Imam hanya awal dan akhir, tapi aku menggenapkan dan menyempurnakan bacaannya dengan kubaca sendiri kitab manaqibnya dari kitab "'Uqudul La-ali" pada siang harinya. Ini tradisi sejak aku masih dalam kandungan ibuku, dan ini aku lanjutkan ke anak-anakku sejak anak yang pertama dan yang kedua ini. 
"Ya, Allah, jadikan anak keturunanku menjadi keturunan yang baik, yang bermanfaat bagi agama, masyarakat, nusa dan bangsa". Amin.


Saturday, November 5, 2011

Manasik Haji

Hari Kamis, 3 Nopember 2011, Rifdah yang masih duduk di bangku TK Al-Huda Sangkapura melaksanakan "manasik haji" di Alun-alun Sangkapura. Dengan digiring oleh ustadzah-ustadzahnya, Rifdah dan teman-temannya berangkat bersama-sama dari halaman TK Al-Huda menuju Alun-alun berjalan kaki, kira-kira satu kilo setengah lah, jaraknya, lumayan juga buat anak-anak, capeknya. Tapi ya namanya anak-anak, kayaknya mereka tuh enjoy-enjoy aja.
Di bawah teriknya sinar matahari, Rifdah dan teman-temannya melakukan kegiatan manasik haji, mulai dari thawaf, sa'i, tahallul, melempar jumroh, dan wukuf. Senang juga ya, jadi anak-anak. 
Coba lihat tuh Rifdah, kecapekan kayaknya. Merem waktu ku foto. Ha, ha.... 
Aku pikir kegiatan seperti ini baik untuk dilakukan, di samping untuk mengajari anak cara-cara manasik, hitung-hitung olahraga, ha.....

Monday, October 31, 2011

Pelatihan "Smart Parenting"

Tadi siang, Senin, 31 Oktober2011, aku mengikuti pelatihan "Smart Parenting" di gedung Muslimat Cabang Bawean dengan triner Bapak Kusumo Suryoharjono. Beliau telah berpengalaman dan banyak melakukan pelatihan di berbagai daerah di seluruh Indonesia. 

Di bawah ini identitas Beliau:
Alamat: Jl. Manyar Sabrangan Gg. VIIIA No. 20A Kel. Manyar Kec. Mulyorejo Surabaya.
HP 085230129264
Flexi 03177076706
Email: Kusumosuryoharjuno@yahoo.com

Berikut hasil pelatihan yang aku dapatkan:
1. Jangan sering melontarkan kata "tidak" dan "jangan" pada anak kita, karena semakin kita sering melontarkan kata-kata tersebut, maka anak akan sering melanggarnya.
2. Tanamkan "akhlak yang baik" pada anak untuk bekal masa depan mereka.
3. Orang tua harus memberikan keteladanan pada anak karena apa yang dilakukan anak tidak lepas dari apa yang dilakukan orang tuanya.
4. Orang tua harus konsisten dalam menegakkan aturan dalam rumah tangganya.
5. Berkomunikasi dengan anak dengan nada lemah lembut, tidak dengan nada tinggi karena akan menjadi kebiasaan dalam diri anak.
6. Jangat menuntut pembicaraan kita ingin selalu didengar anak, tapi belajarlah untuk mendengarkan aspirasi anak.
7. Seimbang dalam memuji dan menegur anak.
8. Berilah label yang positif pada anak.
9. Ubahlah perintah dan larangan pada anak dengan pertanyaan dan pemberian informasi.

Tahap Pendidikan Moral
1. attachment (0-2 tahun)
Berilah air susu hingga anak berusia 2 tahun dengan waktu yang cukup. Waktu yang baik untuk satu kali anak menyusu adalah 30 menit, karena 10 menit pertama berguna untuk perkembangan otaknya, 10 menit kedua untuk perkembangan fisiknya, dan 10 menit ketiga untuk kekebalan tubuhnya.
2. Percaya diri (2-4 tahun)
Ketika mereka bermain dalam usia ini, di situ anak sedang serius dengan apa yang dilakukan sehingga saat yang tepat bagi orang tua untuk mengajarkan sesuatu yang berharga pada anak. Jangan sekali-kali membentak atau memutus kesenangan anak yang sedang bermain karena berdampak pada kurang baiknya jaringan sel-sel otak mereka.
3. Otoritas (4-8 tahun)
Pada usia ini anak telah memiliki kedekatan dengan orang lain selain orang tuanya, sehingga tidak heran apabila mereka mencuplik kalimat orang lain ketika mereka melihat ketidak sesuaian antara yang mereka lihat dengan nilai yang telah mereka dapatkan dari orang lain yang mereka percayai.
4. Teman sebaya (8-14 tahun)
Anak-anak telah memiliki rasa peduli dengan teman sebayanya.
5. Moralitas sosial (14-20 tahun)
Mereka mulai senang bergaul dengan komunitas dan perkumpulan tertentu. Di sini peran orang tua dibutuhkan untuk membimbing mereka sehingga tidak salah dalam melangkah dan berkelompok.
6. Moralitas obyektif (>20 tahun)
Dalam usia ini mereka telah berpikir dalam memilih yang baik untuk mereka ikuti atau sebaliknya, tentu hal ini harus dilatarbelakangi dengan pendidikan sebelumnya.

Aspek Pendidikan Moral
1. Moral knowing
2. Moral feeling
3. Moral action
contoh: ketika anak menutup pintu dengan keras, maka orang tua harus menegur mereka dengan nada rendah dengan menyampaikan kepada dia bahwa perbuatan tersebut dapat merusak pintu (tahap moral knowing). Selanjutnya orang tua mencontohkan  bagaimana menutup pintu yang baik (tahap moral feeling). Dan akhirnya orang tua meminta anak untuk melakukan seperti contoh yang dilakukan anak (tahap moral action).

Kata-kata ajaib yang harus diajarkan pada anak, yaitu terima kasih, tolong, dan maaf. Tiga kata-kata tersebut harus dipraktikkan pada anak sehingga anak mencontoh perbuatan orang tua, dan mereka merasa dihargai.

Tindakan menghadapi sikap anak yang tidak responsif.
1. Memberi informasi
2. Memberi pertanyaan
3. Memberi pernyataan
4. Memberi tindakan
Contoh: Apabila waktu adzan maghrib anak masih asyik nonton tv, maka orang tua menegur dengan baik bahwa waktu maghrib telah tiba, jika anak belum mengindahkan maka beri pertanyaan dia, "Apa yang semestinya dilakukan kalau waktu shalat maghrib tiba?". Jika belum ada respon, beri dia pernyataan yang tegas bahwa orang tua tidak senang kalau waktu maghrib anak masih asyik nonton dan waktunya shalat. Jika masih mengabaikan maka sikap terakhir orang tua adalah mengembil tindakan dengan minta izin pada anak untuk mematikan tv-nya. 

Mungkin, hanya ini yang bisa aku posting dari hasil pelatihan tadi. Semoga bermanfaat.