Monday, October 31, 2011

Pelatihan "Smart Parenting"

Tadi siang, Senin, 31 Oktober2011, aku mengikuti pelatihan "Smart Parenting" di gedung Muslimat Cabang Bawean dengan triner Bapak Kusumo Suryoharjono. Beliau telah berpengalaman dan banyak melakukan pelatihan di berbagai daerah di seluruh Indonesia. 

Di bawah ini identitas Beliau:
Alamat: Jl. Manyar Sabrangan Gg. VIIIA No. 20A Kel. Manyar Kec. Mulyorejo Surabaya.
HP 085230129264
Flexi 03177076706
Email: Kusumosuryoharjuno@yahoo.com

Berikut hasil pelatihan yang aku dapatkan:
1. Jangan sering melontarkan kata "tidak" dan "jangan" pada anak kita, karena semakin kita sering melontarkan kata-kata tersebut, maka anak akan sering melanggarnya.
2. Tanamkan "akhlak yang baik" pada anak untuk bekal masa depan mereka.
3. Orang tua harus memberikan keteladanan pada anak karena apa yang dilakukan anak tidak lepas dari apa yang dilakukan orang tuanya.
4. Orang tua harus konsisten dalam menegakkan aturan dalam rumah tangganya.
5. Berkomunikasi dengan anak dengan nada lemah lembut, tidak dengan nada tinggi karena akan menjadi kebiasaan dalam diri anak.
6. Jangat menuntut pembicaraan kita ingin selalu didengar anak, tapi belajarlah untuk mendengarkan aspirasi anak.
7. Seimbang dalam memuji dan menegur anak.
8. Berilah label yang positif pada anak.
9. Ubahlah perintah dan larangan pada anak dengan pertanyaan dan pemberian informasi.

Tahap Pendidikan Moral
1. attachment (0-2 tahun)
Berilah air susu hingga anak berusia 2 tahun dengan waktu yang cukup. Waktu yang baik untuk satu kali anak menyusu adalah 30 menit, karena 10 menit pertama berguna untuk perkembangan otaknya, 10 menit kedua untuk perkembangan fisiknya, dan 10 menit ketiga untuk kekebalan tubuhnya.
2. Percaya diri (2-4 tahun)
Ketika mereka bermain dalam usia ini, di situ anak sedang serius dengan apa yang dilakukan sehingga saat yang tepat bagi orang tua untuk mengajarkan sesuatu yang berharga pada anak. Jangan sekali-kali membentak atau memutus kesenangan anak yang sedang bermain karena berdampak pada kurang baiknya jaringan sel-sel otak mereka.
3. Otoritas (4-8 tahun)
Pada usia ini anak telah memiliki kedekatan dengan orang lain selain orang tuanya, sehingga tidak heran apabila mereka mencuplik kalimat orang lain ketika mereka melihat ketidak sesuaian antara yang mereka lihat dengan nilai yang telah mereka dapatkan dari orang lain yang mereka percayai.
4. Teman sebaya (8-14 tahun)
Anak-anak telah memiliki rasa peduli dengan teman sebayanya.
5. Moralitas sosial (14-20 tahun)
Mereka mulai senang bergaul dengan komunitas dan perkumpulan tertentu. Di sini peran orang tua dibutuhkan untuk membimbing mereka sehingga tidak salah dalam melangkah dan berkelompok.
6. Moralitas obyektif (>20 tahun)
Dalam usia ini mereka telah berpikir dalam memilih yang baik untuk mereka ikuti atau sebaliknya, tentu hal ini harus dilatarbelakangi dengan pendidikan sebelumnya.

Aspek Pendidikan Moral
1. Moral knowing
2. Moral feeling
3. Moral action
contoh: ketika anak menutup pintu dengan keras, maka orang tua harus menegur mereka dengan nada rendah dengan menyampaikan kepada dia bahwa perbuatan tersebut dapat merusak pintu (tahap moral knowing). Selanjutnya orang tua mencontohkan  bagaimana menutup pintu yang baik (tahap moral feeling). Dan akhirnya orang tua meminta anak untuk melakukan seperti contoh yang dilakukan anak (tahap moral action).

Kata-kata ajaib yang harus diajarkan pada anak, yaitu terima kasih, tolong, dan maaf. Tiga kata-kata tersebut harus dipraktikkan pada anak sehingga anak mencontoh perbuatan orang tua, dan mereka merasa dihargai.

Tindakan menghadapi sikap anak yang tidak responsif.
1. Memberi informasi
2. Memberi pertanyaan
3. Memberi pernyataan
4. Memberi tindakan
Contoh: Apabila waktu adzan maghrib anak masih asyik nonton tv, maka orang tua menegur dengan baik bahwa waktu maghrib telah tiba, jika anak belum mengindahkan maka beri pertanyaan dia, "Apa yang semestinya dilakukan kalau waktu shalat maghrib tiba?". Jika belum ada respon, beri dia pernyataan yang tegas bahwa orang tua tidak senang kalau waktu maghrib anak masih asyik nonton dan waktunya shalat. Jika masih mengabaikan maka sikap terakhir orang tua adalah mengembil tindakan dengan minta izin pada anak untuk mematikan tv-nya. 

Mungkin, hanya ini yang bisa aku posting dari hasil pelatihan tadi. Semoga bermanfaat.