Monday, November 21, 2011

Panganten Main Ana Hasip, Tellok

Panganten Main, Yuliana bintin Hasip dengan Abdul Halik, Tellok, 21 Nopember 2011.

Para pengantar pengantin

Ana dan Halik bersanding bagai raja dan ratu.



Suasana tabur uang.

Sunday, November 20, 2011

Akad nikah Yuliana binti Hasip, Tellok

Masyarakat Tellok bergotong royong mendirikan tenda untuk acara resepsi pernikahan Yuliana binti Hasip, Jum'at, 18 Nopember 2011

Kedua calon mempelai duduk beriringan di hadapan Penghulu, Sabtu, 19 Nopember 2011.

Penandatanganan buku nikah oleh mempelai setelah acara ijab kabul oleh wali nikah, Bapak Moh. Ali Masyhar, S.Ag, putra KHR. Abdurrahman, sesepuh pulau Bawean yang telah meninggal beberapa bulan yang lalu.

Kedua mempelai menunjukkan buku nikah kepada hadirin.

Berpose setelah akad nikah.

Sebelah kiri Bapak mertua saya, Abd. Karim, berdampingan dengan wali nikah Yuliana.

Kak Sinwan, paman dari Yuliana, yang juga menghadiri acara akad nikah mereka berdua.

Tuesday, November 15, 2011

Selamat jalan, Jamari!

Kemarin, Senin, 14 Nopember 2011, keponakanku, Jamari, telah mangkat menghadap Yang Maha Kuasa. Kepergiannya terasa sangat cepat, meninggal dalam usia yang masih muda belia. Dia meninggal setelah 2 hari 3 malam di rawat di Puskesmas Sangkapura Gresik. Tiada yang menyangka, pagi itu, berjalan begitu saja, hingga akhirnya, menjelang sang mentari pagi, Jamari memuntahkan darah segar dari mulut, hingga akhirnya dia pun mangkat menghadap ke haribaan Ilahi. 
Keluarga pun terkejut, tatkala tahu bahwa pagi itu kejadian itu terjadi. Ibuku yang waktu itu baru pulang dari Puskesmas mendadak kedatangan seorang pemuda yang menjemput harus kembali ke Puskesmas, padahal waktu kedatangan ibu dari puskesmas tidak berselang lama. Akhirnya, kami pun segera bergegas menuju puskesmas, ternyata sesampainya di sana, Jamari sudah diangkut ambulans ke rumah keluarganya di Malinjo desa Suwari.
Aku dan istriku yang sedang hamil 7 bulan pun segera menyusul ke Suwari dengan berkendara hati-hati. Tak ayal lagi, sesampainya di sana, keluarga pun telah mengerumuni jenazah Jamari yang telah diam membisu. Setelah menunggu sekian lama, aku pun diminta pihak keluarga untuk ikut memandikan jenazah Jamari. Aku pun mendapat bagian anggota tubuh yang di bawah, Kak Sinwan bagian anggota tubuh atas, dan salah satu keluarga dari pihak istri Jamari di anggota bagian tengah.
Setelah dimandikan, jenazah pun dibungkus dengan kain kafan. Proses pengkafanan berjalan haru disertai isak tangis oleh sebagian besar yang hadir pada waktu itu. Ku manfaatkan momen itu dengan mandi, setelah tadi pakaianku basah selama memandikan jenazah Jamari. Setelah mandi, aku pun duduk-duduk dengan para penta'ziyah laki-laki seraya bercengkerama dengan mereka.
Tak lama aku bercengkerama, aku putuskan untuk membaca tahlil di samping tubuh Jamari yang telah kaku. Di situ aku tak kuasa menahan air mataku. Sedih dan pilu. Ah. begini rasanya ditinggal oleh keluarga dekat. Sepeninggal bapakku, Jamarilah dari pihak keluarga yang menyusul ke alam akhirat.
Lama aku terpekur di samping jenazah sambil ku bacakan sholawat untuk kuhadiahkan pahalanya kepada ruhnya. Aku tak tahu, berapa lama aku di samping jenazah Jamari, hingga akhirnya  pengusung jenazah pun datang ke rumah duka sebagai pertanda siap mengantarkannya ke peristirahatan terakhirnya. Akhirnya, tidak dalam tempo yang lama, jenazah Jamari pun di sholatkan. Setelah ditutup dengan kiriman doa fatihah, berangkatlah para penta'ziyah menujun liang lahat tempat Jamari disemayamkan. Bila ku ingat, aduh medannya, naik turun, maklumlah daerah Malinju adalah daerah perbukitan.
Sesampaikan di liang lahat, aku pun ikut turun, dan membantu dari dalam liang, aku buka tutup kepalanya, lalu aku miringkan pipi kirinya  menyentuh tanah, setelah itu, ku adzankan. Selesai adzan, kuburan pun kembali ditutup dengan tanah, lalu ditalqinkan. Prosesi pemakaman ditutup dengan mendung. Aku sempatkan untuk mendokumentasikan kubur dari Jamari dengan menggunakan kamera hp ku. Akhirnya orang-orang pun kembali ke rumah duka, dan melaksanakan doa bersama. SELAMAT JALAN, JAMARI, MUDAH-MUDAHAN KITA DIPERTEMUKAN DI SURGANYA ALLAH KELAK DI AKHIRAT NANTI.

Sunday, November 13, 2011

Tujuh Bulanan Kandungan Istriku

Kamis, malam Jum'at, 10 Nopember 2011, sejarah baru dalam kehidupanku. Anakku yang kedua yang masih dalam kandungan istriku, ku rayakan dengan melaksanakan walimatul hamli, selamatan tujuh bulanan, sebuah tradisi agamis warga nahdliyyin. Acara dimulai dengan pembacaan manaqib oleh K. Hamzah tokoh agama di daerah kami. Pelaksanaan acara berjalan lancar dan khidmat. Setelah beberapa hari diguyur hujan dan listrik yang sering padam, namun selama proses walimah hal itu tidak terjadi. Hadirin yang kami undang sejumlah 55 orang tidak berjejal dan berdesak-desakan, malah di luar pagar hanya beberapa orang yang duduk di atas kursi. Hal ini di luar dugaan, karena kami menduga, terundang akan berdesak-desakan karena areal lingkungan sekitar rumah kami yang sangat terbatas. 
Acara pun berjalan khidmat. Untaian kalimat manaqib dan do'a yang dibaca oleh sang Imam terasa menyentuh ke dalam sukma. Tanpa terasa, air mataku pun menetes tatkala Imam membaca do'a, terkenang dalam pikiranku, mudah-mudahan Allah mengaruniai kami putra atau putri yang sholih atau sholihah. Dan semoga barokah dari pembacaan manaqib dari Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani menaburkan keberkahan dalam kandungan anakku. 
Manaqib yang dibacakan sang Imam hanya awal dan akhir, tapi aku menggenapkan dan menyempurnakan bacaannya dengan kubaca sendiri kitab manaqibnya dari kitab "'Uqudul La-ali" pada siang harinya. Ini tradisi sejak aku masih dalam kandungan ibuku, dan ini aku lanjutkan ke anak-anakku sejak anak yang pertama dan yang kedua ini. 
"Ya, Allah, jadikan anak keturunanku menjadi keturunan yang baik, yang bermanfaat bagi agama, masyarakat, nusa dan bangsa". Amin.


Saturday, November 5, 2011

Manasik Haji

Hari Kamis, 3 Nopember 2011, Rifdah yang masih duduk di bangku TK Al-Huda Sangkapura melaksanakan "manasik haji" di Alun-alun Sangkapura. Dengan digiring oleh ustadzah-ustadzahnya, Rifdah dan teman-temannya berangkat bersama-sama dari halaman TK Al-Huda menuju Alun-alun berjalan kaki, kira-kira satu kilo setengah lah, jaraknya, lumayan juga buat anak-anak, capeknya. Tapi ya namanya anak-anak, kayaknya mereka tuh enjoy-enjoy aja.
Di bawah teriknya sinar matahari, Rifdah dan teman-temannya melakukan kegiatan manasik haji, mulai dari thawaf, sa'i, tahallul, melempar jumroh, dan wukuf. Senang juga ya, jadi anak-anak. 
Coba lihat tuh Rifdah, kecapekan kayaknya. Merem waktu ku foto. Ha, ha.... 
Aku pikir kegiatan seperti ini baik untuk dilakukan, di samping untuk mengajari anak cara-cara manasik, hitung-hitung olahraga, ha.....