Follow twitter: @kutipanhikmah
Seorang pria tua yang usianya sudah menginjak 85 tahun duduk di tepi kolam ditemani anaknya, yang usianya 42 tahun.
Ia sangat bangga pada anaknya yang sukses itu. Sekalipun ia tahu bahwa
anaknya tak pernah punya banyak waktu untuknya kini. Memecah
keheningan, sang ayah bertanya pada anaknya...
"Nak, ikan apakah itu...??? Warnanya cantik sekali...!!!"
"Ikan koi, ayah. Aku membawanya dari Jepang...!!!" (jawab si anak.)
*Merekapun kembali diam. Beberapa menit kemudian sang ayah bertanya lagi.
"Nak, ikan apakah itu...??? Warnanya cantik sekali...!!!"
"Kan aku sudah bilang tadi. Ini ikan koi, aku membawanya dari Jepang, kemarin...!!!" (jawab si anak ketus.)
*Ayahnya mengangguk² dan mengagumi ikan² yang berlarian di kolam
tersebut. Selang beberapa menit kemudian, ia kembali bertanya.
"Nak, ikan apakah itu...??? Warnanya cantik sekali...!!!"
Dengan geram, si anak tetap fokus pada iPad yang dipegang di
tangannya. Tanpa menoleh pada si ayah ia menjawab ketus, "itu namanya
ikan koi, yah. Ikan koi...!!!"
*Ayahnya tersenyum sambil terus mengagumi ikan² indah tersebut. Dan untuk kesekian kalinya sang ayah bertanya pada anaknya.
"Nak, ikan apakah itu...??? Warnanya cantik sekali...!!!"
Si anak langsung meletakkan iPad di genggamannya. "Ayah, kenapa sih
ayah menanyakan hal yang sama berulang²...??? Bukankah aku sudah bilang
ini adalah ikan koi. Kenapa ayah nggak ngerti juga...!!!"
Ayahnya terdiam. Dengan gerakan yang sangat lambat ia mengambil dompet
di sakunya. Mengeluarkan sebuah foto masa mudanya. Ketika ia pergi
memancing dengan anaknya di sebuah danau dekat rumah.
"Ingatkah kau akan foto ini nak...??? Saat itu kau masih kecil. Rasa
keingintahuanmu sangat besar. Setiap kali ayah mendapat ikan, kau akan
bertanya pada ayah 'ikan apakah itu, ayah...???' dan ayah akan
menjawabnya dengan penuh kesabaran. Tak hanya sekali saja pertanyaan itu
keluar dari mulut kecilmu. Kau akan mengulangi sebuah pertanyaan
sebanyak 25 kali jika kau sangat ingin tahu. Dan ayah tetap menjawabnya
dengan penuh kesabaran. Tetapi, mengapa kini ayah baru bertanya 4 kali
saja, kau sudah marah...???" (tanyanya sambil meneteskan air mata.)
No comments:
Post a Comment